Earsoundhearing.com – Tes Otoacoustic Emissions (OAE) dan Brainstem Evoked Response Auditory (BERA) merupakan dua metode umum untuk menguji fungsi pendengaran pada bayi. Meskipun memiliki tujuan yang sama untuk mengevaluasi pendengaran, kedua metode ini bekerja dengan cara yang berbeda dan memberikan hasil yang berbeda.
Gangguan pendengaran pada bayi baru lahir dapat memengaruhi perkembangan bicara, bahasa, serta kognitif mereka. Oleh Karena itu, penting untuk melakukan deteksi dini agar bayi bisa mendapatkan intervensi yang sesuai jika teridentifikasi mengalami gangguan pendengaran.
Mari kita bahas lebih dalam perbedaan antara kedua pemeriksaan ini.
Apa Itu Tes OAE?
Tes Otoacoustic Emissions (OAE) adalah pemeriksaan untuk menilai respons koklea (telinga bagian dalam) terhadap rangsangan suara. Ketika suara lembut dikirimkan ke telinga bayi melalui earphone kecil, sel rambut di koklea akan menghasilkan getaran sebagai respons. Getaran ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian direkam oleh alat khusus.
Keunggulan Tes OAE:
- Proses cepat, hanya membutuhkan waktu beberapa menit.
- Non-invasif dan tidak menyebabkan rasa sakit pada bayi.
- Cocok untuk skrining awal gangguan pendengaran pada bayi baru lahir.
Namun, Tes OAE hanya mengukur respons dari koklea dan tidak memberikan informasi tentang jalur pendengaran hingga ke otak. Oleh karena itu, jika hasilnya tidak normal, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan lanjutan dengan Tes BERA.
Baca juga: Alat Dengar Digital Pertama di Indonesia
Apa Itu Tes BERA?
Brainstem Evoked Response Auditory (BERA) adalah pemeriksaan yang lebih mendalam, yang bertujuan untuk mengukur aktivitas listrik di sepanjang jalur pendengaran dari koklea hingga batang otak sebagai respons terhadap suara. Dengan menggunakan sensor elektroda yang ditempelkan di kepala bayi, alat ini dapat mengukur bagaimana saraf pendengaran dan otak merespons rangsangan suara.
Keunggulan Tes BERA:
- Dapat mendeteksi gangguan pendengaran yang berhubungan dengan saraf pendengaran dan batang otak.
- Memberikan hasil yang lebih rinci daripada Tes OAE.
- Direkomendasikan jika hasil Tes OAE menunjukkan kemungkinan gangguan pendengaran.
Tes BERA membutuhkan waktu lebih lama daripada Tes OAE, sekitar 30-60 menit, dan bayi harus dalam keadaan tidur atau sangat tenang selama pemeriksaan berlangsung.
Perbedaan Utama antara Tes OAE dan BERA
Aspek | Tes OAE | Tes BERA |
Area yang Dievaluasi | Koklea (telinga bagian dalam) | Koklea hingga batang otak |
Prosedur | Menggunakan earphone kecil untuk mengirim suara dan merekam respons koklea | Menggunakan elektroda untuk merekam respon listrik dari saraf pendengaran hingga batang otak |
Waktu Pemeriksaan | Cepat (beberapa menit) | Lebih lama (30-60 menit) |
Penggunaan | Skrining awal bayi baru lahir | Diagnosis lebih lanjut untuk gangguan pendengaran kompleks |
Mana yang Harus Dipilih: Tes OAE atau BERA?
Pemilihan antara Tes OAE dan BERA tergantung pada tujuan pemeriksaan dan kondisi bayi:
- Jika bayi hanya memerlukan skrining awal, Tes OAE sudah cukup karena cepat dan nyaman.
- Jika hasil Tes OAE menunjukkan adanya indikasi gangguan pendengaran atau bayi memiliki risiko tinggi mengalami gangguan pendengaran (seperti bayi prematur atau memiliki riwayat keluarga dengan gangguan pendengaran), maka sebaiknya melakukan Tes BERA untuk evaluasi lebih mendalam.
Baca juga: Gangguan Pendengaran pada Bayi Baru Lahir
Dimana Melakukan Tes OAE dan BERA?
Untuk memastikan bayi Anda mendapatkan pemeriksaan pendengaran terbaik, pastikan untuk memilih pusat audiologi yang berpengalaman. Earsound Hearing hadir sebagai solusi terpercaya dengan fasilitas lengkap dan tim profesional yang siap memberikan layanan terbaik bagi pendengaran si kecil.
Jangan biarkan gangguan pendengaran menghambat perkembangan buah hati Anda! Segera lakukan Tes OAE atau BERA di Earsound Hearing dan pastikan pendengarannya optimal sejak dini. Hubungi kami sekarang untuk reservasi!