3 views
Virus Bisa Merusak Pendengaran, Ini Faktanya!

Virus Bisa Merusak Pendengaran, Ini Faktanya!

Earsoundhearing.com – Gangguan pendengaran sering kali dikaitkan dengan faktor usia, paparan suara bising, atau kelainan genetik. Namun, salah satu penyebab yang sering diabaikan adalah infeksi virus.

Beberapa virus dapat merusak struktur telinga bagian dalam, menyerang saraf pendengaran, atau menyebabkan peradangan yang mengganggu fungsi pendengaran. Dalam banyak kasus, gangguan pendengaran akibat infeksi virus bisa bersifat permanen jika tidak mendapat penanganan yang cepat dan tepat.

Bagaimana Virus Bisa Merusak Pendengaran?

Virus bisa merusak pendengaran melalui beberapa mekanisme, tergantung jenis virus dan seberapa parah infeksinya. Berikut adalah beberapa cara kerja virus dalam menyebabkan gangguan pendengaran:

1. Menyerang Telinga Bagian Dalam (Koklea)

Beberapa virus, seperti cytomegalovirus (CMV) atau herpes simplex virus (HSV), dapat menyerang langsung koklea, bagian telinga dalam yang sangat penting untuk mengubah getaran suara menjadi sinyal saraf. Ketika sel-sel rambut di koklea rusak, suara tidak bisa diproses dengan normal.

2. Merusak Saraf Pendengaran

Virus seperti herpes zoster oticus (penyebab Ramsay Hunt Syndrome) atau mumps bisa menyerang nervus vestibulocochlearis, yaitu saraf yang menghubungkan telinga ke otak. Jika saraf ini terganggu, sinyal suara tidak dapat sampai ke otak dengan baik, sehingga terjadi gangguan pendengaran.

Baca juga: Penyakit Otosklerosis: Penyebab Gangguan Pendengaran

3. Menimbulkan Peradangan dan Pembengkakan

Banyak virus menyebabkan reaksi peradangan di dalam tubuh. Peradangan di sekitar telinga atau sistem saraf pusat bisa memengaruhi fungsi pendengaran secara sementara atau permanen. Misalnya, COVID-19 dapat memicu peradangan yang berdampak ke sistem saraf termasuk pendengaran.

4. Mengganggu Sirkulasi Darah ke Telinga

Telinga dalam sangat bergantung pada aliran darah mikro yang stabil. Infeksi virus yang memicu gangguan pembuluh darah (seperti Lassa fever) dapat mengganggu suplai oksigen dan nutrisi ke telinga, yang akhirnya menyebabkan kerusakan permanen.

Baca juga: 10 Awal Gejala Gangguan Pendengaran yang Harus Diwaspadai

5. Efek Sistemik atau Autoimun

Kadang, tubuh bereaksi terlalu kuat terhadap virus, dan sistem imun secara tidak sengaja menyerang jaringan tubuh sendiri, termasuk jaringan pendengaran. Ini bisa terjadi pada infeksi seperti campak atau rubella, yang sering memicu gangguan pendengaran pada anak.

Virus Penyebab Gangguan Pendengaran

Berikut adalah beberapa jenis virus yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran:

1. Cytomegalovirus (CMV)

Cytomegalovirus adalah salah satu penyebab utama gangguan pendengaran bawaan pada bayi. Jika seorang ibu terinfeksi CMV selama kehamilan, virus ini dapat menular ke janin dan merusak perkembangan koklea serta saraf pendengaran.

Infeksi ini seringkali tidak menunjukkan gejala, namun dapat menyebabkan pendengaran menurun secara progresif pada bayi dan anak-anak.  Menurut penelitian Journal of Clinical Virology, sekitar 10-15% bayi yang terinfeksi CMV saat lahir mengalami gangguan pendengaran permanen.

2. Gondongan (Mumps)

Gondongan yang disebabkan oleh virus paramyxovirus dapat menyebabkan peradangan pada kelenjar parotis dan organ lain, termasuk telinga bagian dalam. Komplikasi langka dari gondongan adalah tuli sensorineural unilateral (pada satu telinga), yang bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa tanda-tanda awal.

Sekitar 1 dari 20.000 kasus gondongan dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen. Biasanya terjadi pada anak-anak, tapi juga bisa menyerang orang dewasa.

Baca juga: Kecelakaan Bisa Merusak Pendengaran, Ini Penyebabnya!

3. Virus Campak (Measles)

Campak dapat menyebabkan peradangan pada telinga bagian dalam (labirinitis) dan saraf pendengaran (saraf kranial VIII), yang sangat penting untuk mendeteksi suara. Anak-anak yang terkena campak sering mengalami otitis media akut, yang jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan gangguan pendengaran konduktif atau bahkan permanen.

WHO menyebut bahwa 5-10% anak-anak yang terinfeksi campak berat berisiko mengalami gangguan pendengaran. Campak juga menjadi salah satu penyebab utama tuli sensorineural pada anak di negara-negara dengan cakupan vaksinasi rendah.

4. Herpes Simplex Virus (HSV) dan Herpes Zoster Oticus (Ramsay Hunt Syndrome)

Herpes simplex dan herpes zoster oticus dapat menyebabkan neuralgia vestibular atau gangguan pada saraf pendengaran, yang mengarah pada gangguan pendengaran dan tinitus. HSV, terutama HSV tipe 1, bisa menyebabkan tuli sensorineural mendadak (Sudden Sensorineural Hearing Loss/SSNHL), dan dalam beberapa kasus, kerusakan saraf pendengaran permanen.

5. SARS-CoV-2 (COVID-19)

Sejak awal pandemi, para peneliti menemukan bahwa SARS-CoV-2 dapat memasuki tubuh dan menginfeksi sel-sel di koklea, bagian telinga yang sangat penting dalam mendeteksi suara. Studi laboratorium menemukan bahwa virus ini bisa menyerang sel rambut (hair cells) di telinga dalam.

COVID-19 juga dapat menyebabkan inflamasi sistemik dan gangguan pada sirkulasi darah mikro, termasuk di telinga. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada saraf pendengaran.

Baca juga: Tes OAE vs BERA dalam Deteksi Dini Gangguan Pendengaran

Tanda-Tanda Gangguan Pendengaran Akibat Virus

Ada beberapa gejala yang menunjukkan bahwa infeksi virus bisa menyebabkan gangguan pendengaran. Berikut adalah tanda-tanda yang perlu Anda waspadai:

  • Pendengaran menurun mendadak, baik di satu atau kedua telinga.
  • Telinga terasa penuh atau tersumbat
  • Tinitus (bunyi berdenging atau berdengung di telinga).
  • Vertigo atau pusing berputar.
  • Kesulitan mendengar percakapan, terutama di tempat yang bising.

Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut setelah mengalami infeksi virus, sangat penting untuk segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Dimana Lakukan Pemeriksaan Pendengaran

Jika Anda pernah mengalami infeksi virus atau merasakan perubahan dalam pendengaran, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan. Segera periksa kesehatan pendengaran Anda di Earsound Hearing dan dapatkan solusi terbaik khusus masalah pendengaran dan alat bantu dengar.

Earsound Hearing melayani berbagai jenis pemeriksaan pendengaran yaitu: Audiometri, Tympanometri, BERA, OAE, FFT untuk Anak dan Dewasa. Ada juga Layanan Home Visit (Layanan Pemeriksaan dan Pemasangan Alat Bantu Dengar di rumah).

Tak hanya itu, Earsound Hearing juga menyediakan alat bantu bantu dengar yang canggih dan terbaru untuk mendukung Anda mendengar lebih jelas, lebih nyaman, dan lebih percaya diri setiap hari. Hubungi kami sekarang untuk konsultasi dan reservasi!

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *

Kembalikan Pendengaranmu Sekarang!

Misi Earsound membantu mengembalikan senyum kebahagiaan Anda maupun orang-orang di sekitar Anda yang mengalami gangguan pendengaran, dengan memberi solusi mendengar yang tepat bagi pendengaran Anda.

Karena Earsound “Bringing Back Happiness“.

Copyright 2018 © Earsound Hearing Pusat Alat Bantu Dengar Digital Terbaik di Indonesia

TERMS AND CONDITIONS