Pengertian BERA

Pengertian BERA

Earsoundhearing.com – BERA merupakan suatu metode diagnostik canggih yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi pendengaran dan aktivitas saraf auditori pada tingkat otak. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan lebih mendalam tentang apa itu BERA dan perannya dalam pendengaran.

Pengertian

Brainstem Evoked Response Audiometry atau BERA adalah tes yang menggunakan elektroda untuk merekam respons listrik yang dihasilkan oleh saraf auditori ketika terpapar dengan rangsangan suara. Tes ini memonitor aktivitas listrik yang dihasilkan oleh sel-sel saraf pada jalur pendengaran, termasuk otak, dan mengonversinya menjadi grafik yang dapat dievaluasi oleh profesional kesehatan terlatih.

Prosedur

Prosedurnya melibatkan penempatan elektroda pada kulit kepala dan daerah sekitarnya. Umumnya tes ini dilakukan pasien dalam keadaan duduk atau berbaring santai sambil mendengarkan rangsangan suara yang dihasilkan oleh earphone. Alat BERA merekam dan menganalisis respons listrik dari saraf auditori, menghasilkan kurva waktu-respons yang memberikan gambaran tentang integritas jalur pendengaran, terutama pada tingkat otak.

Peran BERA dalam Evaluasi Pendengaran

  1. Identifikasi Gangguan Pendengaran Sentral:
    BERA sangat efektif dalam mengidentifikasi gangguan pendengaran sentral, yang terkait dengan disfungsi pada jalur pendengaran di tingkat otak. Tes ini membantu membedakan antara masalah pada telinga bagian dalam dan masalah yang terletak pada jalur pendengaran pusat.
  2. Deteksi pada Bayi dan Anak Kecil:
    BERA juga umumnya dilakukan pada bayi dan anak-anak yang belum dapat menjalani tes audiometri. Ini membantu dalam mendeteksi dini masalah pendengaran yang mungkin memerlukan intervensi lebih lanjut.
  3. Penilaian Respons Terhadap Pengobatan:
    Dalam beberapa kasus, BERA digunakan untuk memantau respons pasien terhadap pengobatan atau intervensi, berguna memberikan informasi penting bagi tim ahli untuk merancang rencana perawatan yang efektif.
  4. Kajian Keterlambatan Perkembangan:
    Pada anak-anak dengan keterlambatan perkembangan seperti berbicara karena tidak bisa mendengar. BERA dapat membantu mengidentifikasi apakah masalah pendengaran dapat menjadi penyebab atau kontributor potensial terhadap keterlambatan tersebut.

Kesimpulan

Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA) merupakan alat penting dalam dunia evaluasi pendengaran. Dengan kemampuannya untuk mengukur aktivitas listrik di tingkat otak dan memberikan informasi yang berharga tentang integritas jalur pendengaran sentral. Tes ini bukan hanya sebagai alat diagnostik saja tetapi juga sebagai sarana untuk merancang tindakan apa yang harus pasien lakukan selanjutnya.

Biasanya Dokter atau Hearing Aids Specialist akan merekomendasikan untuk menggunakan alat bantu dengar jika hasil test menunjukkan tidak adanya frekuensi dari gendang telinga.

Penyakit Meniere

Penyakit Meniere

EarsoundHearing.com – Penyakit Meniere adalah gangguan pada telinga bagian dalam yang menyebabkan pusing berputar (vertigo), gangguan pendengaran, dan telinga berdenging (tinnitus). Walaupun penyakit ini sering terjadi pada satu telinga, tetapi sering dalam beberapa kasus dapat juga terjadi pada kedua telinga.

Pengertian

Penyakit Meniere terjadi akibat penumpukan cairan endolimfe di telinga bagian dalam. Cairan endolimfe adalah cairan yang membantu untuk menjaga keseimbangan dan pendengaran. Penumpukan cairan ini dapat mengganggu keseimbangan sinyal pendengaran antara telinga bagian dalam dan otak.

Gejala

Gejala penyakit Meniere dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi biasanya meliputi:

  • Pusing berputar (vertigo): Gejala ini biasa terjadi selama beberapa menit hingga beberapa jam.
  • Gangguan pendengaran: Gejala ini dapat berupa hilangnya pendengaran, penurunan kualitas pendengaran, atau telinga berdenging.
  • Tinnitus: Gejala ini berupa suara berdenging, mendesing, atau berdengung di telinga.
  • Tekanan pada telinga: Gejala ini dapat berupa rasa penuh atau tersumbat di telinga.

Penyebab

Walaupun sebab penyakit Meniere masih belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini antara lain:

  • Faktor genetik: Meniere dapat diturunkan dari orang tua ke anak.
  • Faktor lingkungan: Paparan kebisingan yang berlebihan, infeksi telinga, dan trauma kepala dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.

Penanganan

Penanganan penyakit Meniere tergantung pada tingkat keparahan gejala. Beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan antara lain:

  • Obat-obatan: Obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit Meniere antara lain diuretik, antihistamin, dan obat-obatan yang dapat mengurangi mual dan muntah.
  • Operasi: Operasi dapat dilakukan untuk mengurangi penumpukan cairan endolimfe di telinga bagian dalam.

Pencegahan

Tidak ada cara pasti untuk mencegah Meniere. Tapi ada beberapa tips untuk mengurangi risiko terkena penyakit ini antara lain:

  • Hindari paparan kebisingan yang berlebihan
  • Gunakan pelindung telinga saat berada di lingkungan yang bising
  • Menjaga kesehatan telinga

Kesimpulan

Meniere adalah gangguan telinga bagian dalam yang dapat menyebabkan pusing berputar, gangguan pendengaran, dan telinga berdenging. Para ahli sudah merangkum beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini antara lain: faktor genetik dan faktor lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa penanganan penyakit Meniere tergantung pada tingkat keparahan gejala.

Efek Merokok

Efek Merokok

EarsoundHearing.com – Hingga saat ini, risiko merokok terhadap kesehatan sudah banyak ditemukan dalam berbagai penelitian. Namun, temuan terbaru dari Jepang menyoroti efek merokok yang lebih jarang dibahas, yaitu dampak merokok dapat mempengaruhi pendengaran. Penelitian ini mengungkapkan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko hilangnya kemampuan mendengar, yang sering disebut sebagai gangguan pendengaran atau budek.

Penelitian di Jepang Tentang Efek Merokok

Melibatkan lebih dari 50.000 pekerja, para peneliti mengumpulkan data dari catatan pemeriksaan kesehatan tahunan yang mencakup tes pendengaran. Hasil mengungkapkan bahwa perokok memiliki risiko lebih tinggi terpapar kerusakan pendengaran dibandingkan dengan mereka yang bukan perokok. Bahkan, risiko ini meningkat seiring dengan jumlah batang rokok yang diisap.

Menurut para peneliti, hubungan antara merokok dan gangguan pendengaran sangat kuat. Mereka menemukan bahwa perokok memiliki kemungkinan 60 persen lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran pada frekuensi tinggi. Selain itu, kemampuan mereka untuk mendengar suara pada frekuensi rendah juga dapat terpengaruh.

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, temuan ini mengungkapkan bahwa satu dari 10 pekerja yang merokok mengembangkan gangguan pendengaran selama periode penelitian selama 8 tahun. Ini adalah statistik yang cukup mencengangkan dan menunjukkan bahwa risiko merokok terhadap pendengaran bukanlah hal yang dapat diabaikan.

Para peneliti mendesak perlunya tindakan pengawasan yang lebih ketat terhadap tembakau untuk melindungi pendengaran masyarakat. Meskipun efek merokok terhadap kesehatan telah lama dikenal, penelitian ini menunjukkan pentingnya menyadari dampaknya terhadap kemampuan pendengaran kita.

Kata Para Peneliti

Gangguan pendengaran tersebut dipengaruhi oleh banyaknya rokok yang dikonsumsi. Semakin banyak rokok yang dikonsumsi, semakin tinggi pula risikonya bagi gangguan pendengaran. “Hasil ini menunjukkan bahwa merokok mungkin merupakan faktor penyebab kehilangan pendengaran, walaupun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi hal ini,” tulis para peneliti dalam laporan tersebut dikutip dari The Independent, Kamis (15/03/2018).

Para penelititi mencatat bahwa sebenarnya kelompok merokok cenderung bekerja pada indusri manual dan berat. Hal ini juga bisa meningkatkan kemungkinan gangguan pendengaran, meski mereka mencoba mengendalikannya secara statistik. “Dengan ukuran sampel yang besar, masa tindak lanjut yang panjang, dan penilaian obyektif tentang kehilangan pendengaran, penelitian kami memberi bukti kuat bahwa merokok adalah faktor risiko independen dari kehilangan pendengaran,” ungkap Dr Huanhuan Hu, pemimpin penelitian ini.

Cairan Pembersih Buruk untuk Paru “Hasil ini memberi bukti kuat yang mendukung bahwa merokok adalah faktor penyebab kehilangan pendengaran, dan menekankan pengendalian tembakau sangat perlu dilakukan ntuk mencegahnya,” imbuh pria yang bekerja di the National Centre for Global Health and Medicine, Jepang tersebut. (IFR/Kompas.com).

Kesimpulan

Jadi, bagi para perokok yang ingin menjaga pendengaran mereka, mengubah kebiasaan merokok bisa menjadi langkah yang sangat penting. Ini bukan hanya untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan tetapi juga untuk menjaga kemampuan kita mendengar dengan baik karena efek merokok dapat mempengaruhi pendengaran. Kesehatan pendengaran adalah aset berharga yang perlu kita pelihara seumur hidup.

Akibat Mengorek Telinga

Akibat Mengorek Telinga

EarsoundHearing.com – Telinga adalah salah satu bagian tubuh yang mungkin jarang kita pikirkan, tetapi memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan dan pendengaran kita. Sayangnya, beberapa orang memiliki kebiasaan mengorek telinga dengan benda-benda seperti cotton bud atau jari mereka sendiri. Aktivitas ini sebenarnya bisa memiliki dampak buruk yang serius pada kesehatan telinga kita. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa akibat negatif dari mengorek telinga dan cara mencegahnya.

1. Cedera pada Telinga Bagian Luar

Saat Anda mengorek telinga, risiko terbesar adalah menyebabkan cedera pada bagian luar telinga, seperti liang telinga dan kulit di sekitarnya. Menggunakan benda tumpul atau jari untuk mengorek dapat mengakibatkan luka, lecet, atau bahkan infeksi. Infeksi telinga luar, yang dikenal sebagai otitis eksterna, bisa sangat menyakitkan dan memerlukan perawatan medis.

2. Perubahan Kualitas Pendengaran

Mengorek telinga dengan benda yang tidak tepat dapat mendorong kotoran lebih dalam ke dalam liang telinga, mengganggu aliran normal dan menyebabkan pendengaran terganggu. Kotoran yang terdorong ke dalam dapat mengumpul dan mengeras, menciptakan sumbatan yang lebih sulit untuk dihilangkan. Hal ini dapat menyebabkan penurunan pendengaran sementara atau bahkan permanen.

3. Kerusakan pada Telinga Tengah

Tindakan mengorek kuping/telinga yang terlalu keras atau dalam dapat merusak gendang telinga atau bagian lain dari telinga tengah. Gendang telinga adalah komponen penting yang memungkinkan kita mendengar suara dengan benar. Cedera pada gendang telinga bisa menyebabkan infeksi telinga tengah (otitis media) dan gejala seperti nyeri, demam, dan penurunan pendengaran yang signifikan.

4. Infeksi Serius dan Komplikasi

Mengorek kuping dengan benda yang tidak bersih dapat memperkenalkan bakteri atau jamur ke dalam telinga, meningkatkan risiko infeksi. Infeksi telinga yang tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk kerusakan permanen pada pendengaran atau bahkan penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain.

Cara Mencegah Akibat Mengorek Telinga:

Jangan Menggunakan Benda Tajam atau Tumpul: Hindari mengorek kuping dengan cotton bud, jepit kuku, atau benda-benda tajam lainnya. Ini dapat merusak telinga Anda.

Bersihkan Telinga dengan Aman: Untuk membersihkan telinga, cukup bersihkan bagian luar telinga dengan handuk bersih setelah mandi. Jika Anda memiliki masalah kotoran telinga yang berlebihan, konsultasikan dengan dokter.

Konsultasikan dengan Dokter THT: Jika Anda mengalami gejala seperti nyeri telinga, gatal, atau penurunan pendengaran, segera konsultasikan dengan dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan).

Hindari Mengorek Terlalu Dalam: Jangan mengorek terlalu dalam ke dalam liang telinga. Kotoran telinga yang sehat akan keluar dengan sendirinya.

Mengorek telinga adalah kebiasaan yang perlu dihindari untuk menjaga kesehatan telinga Anda. Jika Anda memiliki masalah dengan telinga Anda, selalu lebih baik berkonsultasi dengan dokter daripada mencoba mengatasinya sendiri. Kesehatan telinga yang baik akan mendukung kualitas hidup Anda dan membantu Anda menjaga pendengaran yang baik sepanjang masa.

Mengenal Tinnitus dan Cara Mengatasinya: Panduan Komprehensif

Mengenal Tinnitus dan Cara Mengatasinya: Panduan Komprehensif

Earsoundhearing.com – Tinnitus, sering kali disebut sebagai “telinga berdenging,” atau kondisi di mana seseorang mendengar bunyi atau suara yang tidak berasal dari sumber eksternal. Meskipun bukan merupakan penyakit, tetapi lebih tepatnya merupakan gejala dari masalah lain, kondisi ini dapat sangat mengganggu dan memengaruhi kualitas hidup seseorang. Dalam artikel ini, kami akan mengajak Anda mengenal lebih dalam tentang tinnitus, penyebabnya, serta berbagai cara mengatasi dan mengelola gejala ini.

Tinnitus adalah sensasi mendengar suara seperti berdengung, berdesir, berdenting, atau berdesing di telinga atau kepala, tanpa adanya sumber suara eksternal yang menghasilkan bunyi tersebut. Penyebabnya dapat bervariasi, termasuk:

  • Paparan Suara Berlebihan: Terpapar suara berlebihan, seperti di lingkungan kerja yang bising atau konser musik, dapat merusak sel-sel pendengaran.
  • Usia: Kondisi di mana pendengaran secara alami menurun seiring bertambahnya usia.
  • Cedera Kepala atau Telinga: Cedera pada kepala atau telinga, seperti benturan keras atau trauma fisik.
  • Infeksi Telinga: Infeksi telinga atau masalah telinga lainnya yang berkepanjangan.
  • Gangguan Telinga dalam (Koklea): Gangguan pada koklea, bagian dalam telinga yang berperan dalam mengubah suara menjadi sinyal listrik.

Cara Mengatasi dan Mengelola Gejala Telinga Berdenging

tinnitus tes pendengaran

Meskipun gejala ini tidak memiliki pengobatan yang khusus, namun ada berbagai cara yang dapat membantu mengatasi dan mengelola gejala yang mengganggu ini:

  1. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
    Langkah pertama adalah berkonsultasi dengan dokter THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) atau profesional kesehatan lain yang berpengalaman. Mereka dapat membantu mengidentifikasi penyebab tinnitus dan memberikan panduan tentang langkah-langkah selanjutnya.
  2. Pengelolaan Stres
    Tinnitus dapat menjadi lebih terasa saat Anda stres atau cemas. Mengelola stres melalui meditasi, yoga, atau teknik relaksasi lainnya dapat membantu mengurangi gejala tinnitus.
  3. Terapi Tinnitus
    Terapi perilaku kognitif dan terapi suara dapat membantu mengalihkan perhatian dari tinnitus. Terapi ini membantu Anda belajar bagaimana menghadapi dan mengelola gejala.
  4. Penggunaan Alat Bantu Dengar
    Jika suara yang berdengung disebabkan oleh gangguan pendengaran, menggunakan alat bantu dengar dapat membantu meningkatkan pendengaran dan mengurangi fokus pada suara tinnitus.
  5. Pengelolaan Paparan Suara
    Hindari paparan suara berlebihan dan gunakan pelindung telinga saat berada di lingkungan bising.
  6. Tinnitus Masking
    Menggunakan alat yang menghasilkan suara berirama lembut, seperti alat bantu dengar yang mengeluarkan suara putih, dapat mengalihkan perhatian dari suara yang berdengung.
  7. Gaya Hidup Sehat
    Mengadopsi gaya hidup sehat dengan makanan bergizi, olahraga teratur, tidur cukup, dan menghindari stres berlebihan juga dapat membantu mengurangi gejala ini.

Kesimpulan

Tinnitus adalah kondisi yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang, tetapi ada berbagai cara yang dapat membantu mengatasi gejala ini. Konsultasi dengan profesional kesehatan seperti Hearing Aid Specialist adalah langkah pertama yang penting dalam menentukan penyebab tinnitus dan rencana mengatasinya. Dengan pengelolaan yang tepat dan pendekatan yang bijak, Anda dapat mengurangi dampaknya dan tetap menjalani kehidupan dengan nyaman.

 

Apakah Anak Tidak Bisa Bicara Karena Tidak Bisa Mendengar? Pahami Keterkaitannya

Apakah Anak Tidak Bisa Bicara Karena Tidak Bisa Mendengar? Pahami Keterkaitannya

Earsoundhearing.com – Pada pandangan awal, terdengar logis bahwa kemampuan berbicara tergantung pada kemampuan mendengar. Namun, apakah benar anak tidak bisa bicara karena tidak bisa mendengar? Pertanyaan ini memunculkan diskusi penting tentang keterkaitan antara pendengaran dan kemampuan berbahasa pada anak.

Peran Penting Pendengaran dalam Pengembangan Bahasa

Pendengaran memainkan peran sentral dalam pengembangan bahasa pada anak-anak. Bahasa adalah alat komunikasi yang kompleks, dan proses belajar bahasa dimulai sejak usia dini. Bayi dan anak-anak belajar berbahasa melalui mendengarkan dan meniru suara-suara dan kata-kata yang mereka dengar dari lingkungan sekitar.

Hambatan Pendengaran dan Dampaknya pada Kemampuan Berbicara

Ketika anak menghadapi hambatan pendengaran, seperti tuli atau gangguan pendengaran lainnya, proses pembelajaran bahasa bisa terhambat. Bayi yang tidak bisa mendengar dengan jelas mungkin kesulitan menangkap suara-suara yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan berbicara. Ini dapat mengakibatkan keterlambatan dalam perkembangan bahasa lisan.

Anak-anak dengan gangguan pendengaran sering mengalami kesulitan dalam meniru suara dan kata-kata dengan tepat. Kekurangan input suara yang akurat dapat menghambat perkembangan kosa kata, tata bahasa, dan intonasi yang diperlukan dalam berbicara. Oleh karena itu, ada keterkaitan erat antara pendengaran yang baik dan perkembangan bahasa yang sehat.

Pentingnya Intervensi Dini

Intervensi dini sangat penting bagi anak-anak dengan hambatan pendengaran. Dengan mendeteksi dan mengatasi masalah pendengaran sejak dini, anak-anak memiliki peluang yang lebih baik untuk mengembangkan kemampuan berbicara dan bahasa yang lebih baik. Banyak metode dan alat bantu pendengaran yang dapat membantu anak-anak dengan gangguan pendengaran dalam menerima input suara yang diperlukan untuk perkembangan bahasa.

Alternatif Komunikasi

Penting diingat bahwa bahasa bukan hanya terbatas pada bahasa lisan. Anak-anak dengan hambatan pendengaran sering mengembangkan cara alternatif untuk berkomunikasi, seperti bahasa isyarat atau komunikasi visual. Bahasa isyarat, misalnya, memungkinkan anak-anak untuk berkomunikasi dengan orang lain tanpa mengandalkan pendengaran.

Kesimpulan

Benarkah anak tidak bisa bicara karena tidak bisa mendengar? Meskipun anak-anak yang mengalami hambatan pendengaran mungkin menghadapi tantangan dalam mengembangkan kemampuan berbicara, intervensi dini dan dukungan yang tepat dapat membantu mereka mencapai potensi bahasa mereka. Penting untuk memahami bahwa bahasa memiliki banyak bentuk, dan anak-anak dengan hambatan pendengaran memiliki kemampuan unik untuk berkomunikasi melalui berbagai cara. Yang paling penting adalah memberikan dukungan dan sumber daya yang diperlukan bagi anak-anak ini untuk berkembang dalam komunikasi dan bahasa, sesuai dengan kebutuhan dan preferensi masing-masing.

 

8 Jenis Tes Pendengaran dan Pentingnya Deteksi Dini

8 Jenis Tes Pendengaran dan Pentingnya Deteksi Dini

Earsoundhearing.com – Tes pendengaran merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk menguji kemampuan pendengaran seseorang. Tes ini menggunakan berbagai metode untuk mengukur sejauh mana gelombang suara dapat dihantarkan dari telinga ke otak.

Proses mendengar berawal ketika gelombang suara memasuki telinga dan menggetarkan gendang telinga. Getaran ini kemudian disalurkan ke bagian dalam telinga, hingga akhirnya mencapai sel-sel saraf yang mengirimkan sinyal ke otak. Di otak, sinyal ini diartikan sebagai suara yang kita dengar.

Tes Pendengaran: Kenali Fungsinya

Sebenarnya tujuan utama tes pendengaran adalah mendeteksi masalah atau gangguan pendengaran. Gangguan ini bisa muncul akibat kerusakan pada bagian telinga, saraf pendengaran, atau bahkan bagian otak yang mengontrol pendengaran. Berbagai jenis masalah pendengaran dapat teridentifikasi melalui tes ini, termasuk:

  • Gangguan Pendengaran Konduktif: Terjadi ketika gelombang suara kesulitan masuk ke dalam telinga. Meski umumnya bersifat sementara, gangguan ini bisa membuat pendengaran menjadi terganggu.
  • Gangguan Pendengaran Sensorineural: Gangguan ini timbul akibat kerusakan pada organ dalam telinga atau saraf yang mengendalikan pendengaran. Tingkat keparahannya bervariasi, mulai dari ringan hingga tuli total.
  • Gangguan Pendengaran Campuran: Merupakan kombinasi dari gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural. Bahkan, dua jenis gangguan ini muncul bersamaan.

Kenapa Tes Pendengaran Penting?

Tes pendengaran sangat penting, terutama untuk mendeteksi gangguan pendengaran sejak dini. Seseorang yang mengalami tanda-tanda seperti dengungan telinga (tinnitus), kesulitan mendengar percakapan atau keinginan untuk meningkatkan volume televisi mungkin perlu menjalani tes ini.

Dan penting untuk diingat bahwa tes pendengaran adalah langkah awal menuju perawatan yang lebih baik. Ketika hasil menunjukkan adanya masalah, langkah lebih lanjut bisa mencakup penggunaan alat bantu dengar untuk mengurangi dampak gangguan pendengaran.

Prosedur Tes Pendengaran

Tes pendengaran tidak hanya satu jenis, melainkan mencakup berbagai metode untuk mengukur kemampuan mendengar. Beberapa di antaranya termasuk:

  1. Tes Bisik: Pasien akan ditutup satu telinganya dan diminta untuk mengulangi kata-kata yang dibisikan oleh dokter.
  2. Tes Garpu Tala: Tes ini mengukur respons telinga terhadap suara dan getaran. Tes Weber dan Rinne adalah contoh tes ini.
  3. Tes Audiometri Tutur: Tes ini mengukur seberapa keras suara harus diucapkan agar pasien dapat mendengarnya dan memahaminya.
  4. Tes Audiometri Nada Murni: Pasien mengenakan headphone dan mendengarkan berbagai nada murni dengan frekuensi yang bervariasi.
  5. Brainstem Evoked Response Audiometry (BERA): Tes ini merekam respon otak terhadap suara yang diperdengarkan melalui earphone.
  6. Otoacoustic Emissions (OAE): Tes ini mengukur respons koklea terhadap suara yang diperdengarkan.
  7. Acoustic Reflex Measures: Tes ini mengukur respons otot kecil di telinga ketika mendengarkan suara yang nyaring.
  8. Timpanometri: Tes ini mengukur respons gendang telinga terhadap perubahan tekanan udara.

Hasil dan Tindak Lanjut

Kesimpulannya, setelah pemeriksaan selesai, dokter akan membahas hasilnya dengan pasien, memberikan informasi mengenai penyebab masalah pendengaran dan tingkat keparahan gangguan tersebut. Penting untuk memahami hasil tes dan melanjutkan langkah perawatan yang dianjurkan oleh dokter.

Di samping itu, melalui tes pendengaran yang tepat, kita dapat mengidentifikasi masalah pendengaran sejak dini dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kualitas mendengar kita. Dalam hal ini, ingatlah bahwa menjaga kesehatan pendengaran adalah investasi penting untuk masa depan yang lebih baik.

Mengatasi Masalah Kotoran Telinga: Panduan Perawatan dan Pembersihan

Mengatasi Masalah Kotoran Telinga: Panduan Perawatan dan Pembersihan

Pendahuluan

Kotoran telinga adalah salah satu masalah umum yang sering dialami oleh banyak orang. Meskipun terlihat sepele, penumpukan kotoran telinga dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan masalah pendengaran jika tidak diatasi dengan benar. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang kotoran telinga, mengapa ia terjadi, dan bagaimana cara mengatasi telinga kotor dengan aman dan efektif.

Apa Itu Kotoran Telinga?

Kotoran telinga, atau yang sering disebut juga dengan lilin telinga, sebenarnya adalah kombinasi dari minyak, sel-sel kulit mati, dan debu yang terjebak di dalam saluran telinga. Lilin telinga sebenarnya memiliki peran penting dalam menjaga kelembapan dan mencegah infeksi pada saluran telinga, tetapi penumpukan yang berlebihan dapat menjadi masalah.

Mengapa Kotoran Telinga Terbentuk?

Produksi alami minyak oleh kelenjar dalam saluran telinga adalah penyebab utama terbentuknya kotoran telinga. Aktivitas mengunyah dan berbicara juga dapat mendorong kotoran untuk bergerak keluar dari telinga secara alami. Namun, bagi beberapa orang, produksi minyak yang berlebihan atau penggunaan benda asing seperti cotton bud untuk membersihkan telinga dapat memperburuk penumpukan kotoran.

Mengatasi Kotoran Telinga dengan Aman

Penting untuk diingat bahwa membersihkan telinga secara berlebihan atau dengan cara yang salah dapat merusak saluran telinga atau gendang telinga. Berikut adalah beberapa langkah aman untuk mengatasi telinga kotor:

  • Jangan Gunakan Cotton Bud: Menggunakan cotton bud atau benda tajam lainnya dalam telinga dapat mendorong kotoran lebih dalam atau merusak saluran telinga. Sebaiknya hindari praktik ini.
  • Gunakan Cairan Khusus: Anda dapat menggunakan larutan khusus yang dijual bebas di apotek untuk melunakkan kotoran telinga. Teteskan beberapa tetes cairan ke telinga sesuai petunjuk dan biarkan beberapa menit sebelum mencoba membersihkannya.
  • Bersihkan Luar Telinga: Hanya bersihkan bagian luar telinga dengan lembut menggunakan kain bersih atau tisu. Jangan masukkan apapun ke dalam saluran telinga.

Kapan Harus Menghubungi Profesional Medis?

Terkadang, penumpukan kotoran telinga dapat menjadi masalah serius dan memerlukan perhatian medis. Jika Anda mengalami gejala seperti nyeri telinga yang parah, perubahan mendadak dalam pendengaran, atau rasa penuh di telinga, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli THT.

Kesimpulan

Kotoran telinga adalah masalah umum yang dapat diatasi dengan langkah-langkah sederhana dan aman. Menghindari penggunaan cotton bud dan menggunakan cairan khusus dapat membantu melunakkan dan menghilangkan kotoran dengan efektif. Jika Anda mengalami masalah yang lebih serius, selalu bijaksana untuk berkonsultasi dengan profesional medis. Dengan perawatan yang tepat, Anda dapat menjaga kesehatan telinga dan mendengar dengan baik.

Mengenal Jenis-jenis Gangguan Pendengaran

Mengenal Jenis-jenis Gangguan Pendengaran

Tak dapat dipungkiri bila fungsi indera pendengaran yaitu telinga sangat penting dalam aktivitas sehari-hari. Karena telinga adalah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara & juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Lantas kita harus mengetahui Apa itu jenis-jenis gangguan pendengaran?

Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran adalah orang yang kehilangan pendengarannya di salah satu ataupun kedua telinga, dan tingkat penurunnya juga terdiri dari ringan, sedang, sedang berat, berat, dan sangat berat. Beberapa jenis-jenis penyebab gangguan pendengaran yaitu:

  • Tuli Kongenital atau tuli sejak lahir
  • Kotoran telinga atau sumbatan serumen
  • OMSK/Congek atau otitis media supuratif kronik
  • Presbikusis atau tuli karena usia lanjut.

Faktor-faktor dari Berkurangnya Pendengaran

Selain dari jenis-jenis gangguan pendengaran, ada juga faktor-faktor dari berkurangnya pendengaran :

  • Proses penuaan adalah suatu proses yang menyebab perubahan pada struktur telinga bagian dalam.
  • Faktor genetik ini dapat menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami beberapa gangguan pendengaran
  • Paparan suara keras, seperti suara dari ledakan, polusi suara, konstruksi atau pabrik, pesawat terbang, mesin jet, musik, acara televisi, atau senjata api
  • Infeksi TORCH adalah kumpulan beberapa penyakit akibat infeksi selama kehamilan
  • Penyakit-penyakit tertentu, seperti diabetes, hipertensi, dan cedera otak.

Selanjutnya dilakukan  tes pendengaran untuk memastikan apakah anda mengalami gangguan pendengaran atau tidak. Tes pendengaran adalah tes yang dilakukan untuk memeriksa bagian dalam telinga sampai ke saraf-saraf telinga anda dan tes pendengaran harus membutuhkan pemeriksanaan audiometri dan timpanometri. Tes pendengaran dilakukan untuk mendeteksi seseorang mengalami gangguan pendengaran dan memastikan bahwa indra pendengaran seseorang itu berfungsi dengan baik. Selain itu, tes pendengaran dapat dilakukan untuk menentukan jenis gangguan pendengaran seperti apa yang di alami seseorang dan seberapa parah gangguan pendengaran itu terjadi, Tes pendengaran umumnya memiliki waktu sekitar 30 tmenit dan tidak menimbulkan rasa sakit. Jenis tes pendengaran yang dilakukan pun harus sesuai dengan masalah atau keluhan yang anda alami.

Tes Pendengaran

Untuk mengevaluasi fungsi dari indra pendengaran dan mendeteksi apakah anda mengalami gangguan pendengaran, ada beberapa tes pendengaran yang umum dapat dilakukan, yaitu:

  • Speech perception test : Tes pendengaran yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jelas seseorang mendengar suara-suara di sekitar.
  • Audiometri nada murni (pure tone audiometry) :Tes pendengaran yang bertujuan untuk menghasilkan bunyi bukan dalam bentuk kalimat, melainkan dari suara-suara yang ada.
  • Otoacoustic Emissions(OAE) : Tes pendengaran yang bertujuan untuk mengukur suara bagian dalam telinga, OAE sendiri digunakan untuk screening atau tes pendengaran bayi baru lahir yang dapat menangkap emisi pada koklea.

Setelah anda mengetahui apa itu tes pendengaran dan apa saja jenis dari tes pendengaran, Sekarang saya akan membahas mengenai Alat-alat tes pendengaran yang digunakan untuk pemeriksanaan jenis-jenis gangguan pendengaran terbagi 2 yaitu: Audiometri dan Timpanometer.

Audiometri

Audiometri adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi ada tidaknya gangguan fungsi pendengaran seseorang. Sedangkan audiometer adalah suatu alat yang berfungsi untuk memeriksakan pendengaran anda.

Dengan pemeriksaan audiometri ini dapat ditentukan jenis ketulian yaitu:

  1. Conductive : Turun pendengaran akibat kerusakan pada telinga bagian luar dan telinga bagian tengah. Penyembuhannya bisa dilakukan dengan obat-obatan, operasi ataupun pemasangan alat bantu dengar. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami tuli conductive, antara lain:
  • Rhinitis atau Penumpukan cairan di telinga bagian tengah karena pilek
  • Otitis media atau infeksi pada bagian telinga tengah akibat adanya virus atau bakteri yang masuk.
  • Otitis eksterna atau infeksi yang sering terjadi di bagian telinga luar
  • Perforasi membran timpani atau gendang telinga yang pecah atau robek
  • Kerusakan pada tuba eustachius yaitu saluran yang menghubungkan antara telinga dengan hidung dan juga tenggorokan
  • kolesteatoma atau pertumbuhan jaringan yang tidak normal di telinga bagian luar dan telinga bagian tengah.
  1. sensorineural : Kerusakan terjadi pada telinga bagian dalam atau saraf pendengaran. Kerusakan pendengaran ini bersifat permanen dan biasanya hanya bisa terbantu dengan penggunaan alat bantu dengar. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami tuli sensorienural, antara lain:
  • Penyakit meniere atau penyakit-penyakit tertentu seperti alergi, cedera pada kepala dan infeksi virus.
  • Kondisi genetic yaitu kondisi dimana disebabkan oleh keturunan keluarga
  • Ototoksik atau Penggunaan obat yang dapat menimbulkan efek samping pada telinga
  • Presbikusis atau proses penuaan.
  1. Mixed : Kombinasi dari gangguan pendengaran conductive dan sensorineural (SNHL). Pilihan pengobatan bisa dengan operasi, obat-obatan, dan alat bantu dengar.

Tujuan dari audiometri adalah untuk dapat mengetahui seberapa jauh mengukur ketajaman pendengaran seseorang dan dapat mengetahui jenis gangguan pendengaran seperti apa yang anda alami. Contoh jenis-jenis gangguan pendengaran audiometri : tuli conductive, tuli sensorineural, dan tuli mixed (tuli campuran).

Timpanometri

Timpanometri adalah Suatu tes pendengaran yang menggunakan timpanometer untuk memeriksa fungsi dari telinga tengah anda, tes timpanometri mengevaluasi kondisi gendang telinga atau membrane timpani. Dengan timpanometri anda dapat mengetahui bahwa dibagian telinga tengah anda terdapat cairan yang menyumbat telinga anda, adanya kekakuan pada tulang-tulang telinga, dan tekanan yang berat pada telinga tengah anda.

Tujuan dari timpanometri adalah untuk dapat mengetahui kondisi telinga tengah anda dan dapat mengevaluasi kondisi dari gendang telinga anda dan tulang-tulang pendengaran dibagian telinga tengah anda. Tujuan lain dari timpanometri adalah untuk mengetahui adanya cairan pada telinga tengah dan adanya kekakuan tulang-tulang pada pendengaran anda.

Setelah mengetahui tentang Alat-alat tes pendengaran yang digunakan untuk pemeriksanaan jenis-jenis gangguan pendengaran, Berikutnya penjelasan mengenai dari membran timpani dan 3 macam lapisan dari membran timpani.

Membran Timpani

Tujuan utama dari membran timpani adalah untuk menangkap dan menerima getaran suara. Kemudian membran timpani akan meneruskannya ke tulang pendengaran di telinga bagian tengah. Di telinga bagian tengah, kekuatan getaran suara kemudian akan ditingkatkan dan dikirimkan ke koklea untuk diubah menjadi sinyal listrik. Setelah dibawa ke sinyal listrik, selanjutnya akan dibawa ke otak oleh saraf pendengaran. Di otak, listrik diinterpretasikan sebagai suara. “ membran timpani terdiri dari 3 macam lapisan yaitu epitel atau lapisan luar, jaringan fibrosa atau lapisan tengah, dan mukosa atau lapisan dalam”.

  • Epitel atau lapisan luar : Lapisan yang melapisi permukaan telinga anda.
  • Jaringan fibrosa atau lapisan tengah : Lapisan yang mengandung saraf dan pembuluh darah.
  • Mukosa atau lapisan dalam : Lapisan yang menutupi permukaan telinga anda

Berikutnya adalah kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi membran timpani anda yaitu :

  • Infeksi pada telinga bagian tengah atau otitis media yang terjadi karena penumpakan cairan pada telinga tengah dan tekanan yang berasal dari penumpukan cairan ini membuat gendang telinga robek.
  • Trauma akibat ledakan atau suara keras, atau sering disebut dengan trauma akustik. Bunyi keras karena ledakan atau tembakan senjata dari jarak dekat menghasilkan gelombang suara yang begitu kuat, sehingga bisa menyebabkan pecah atau robeknya gendang telinga.
  • Masuknya benda asing ke dalam telingadan membuat gendang telinga robek seperti pin, alat pembersih telinga atau kapas berisiko membuat kamu mengalami perforasi membran timpani.
  • Cedera berat pada kepalaseperti tempurung kepala retak bisa menyebabkan terjadinya kerusakan pada struktur telinga bagian dalam, tengah, dan gendang telinga.

 

Apakah Pusat Sistem Implan Koklea Itu Penting

Apakah Pusat Sistem Implan Koklea Itu Penting

Kehadiran sistem implan koklea memberikan harapan kepada orang-orang yang mengalami gangguan pendengaran agar lebih mampu mendengar suara ataupun memahami percakapan yang sedang terjadi. Implan koklea sendiri diutamakan sebagai solusi kerusakan koklea sedang sampai berat sehingga pemasangan implan ini bertujuan untuk menggantikan fungsi koklea yang sudah rusak. Umumnya, alat bantu dengar (ABD) konvensional hanya bertindak sebagai pengeras suara ke telinga, dengan adanya implant koklea suara yang ditangkap gendang telinga dapat dialirkan langsung ke tulang pendengaran kita.

Implan koklea merupakan alat elektronik yang mempunyai kemampuan menggantikan fungsi koklea dan dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berkomunikasi pada pasien tuli saraf derajat sedang sampai saraf derajat sangat berat, baik dalam unilateral (satu sisi) ataupun bilateral (dua sisi).

Pentingnya implant koklea yakni untuk mengirimkan suara-suara melalui sinyal listrik dan mengirimkannya ke saraf pendengaran, untuk menangkap suara-suara secara langsung masuk ke dalam saraf otak.

Pasien yang mengalami ketulian sejak lahir itu dapat kembali mendengar dengan baik”, ungkap direktur medik dan keperawatan RSCM, dr.julianto witjaksono saat jumpa pers di Gedung A RSCM, 10 juli 2009. Beliau juga menyatakan bahwa Implan koklea adalah prosedur penanaman alat bantu yang di lakukan melalui tindakan operasi pada tulang temporal, operasi implan koklea ini diperuntukan pada penderita tunarugu yang tidak tertolong dengan pemakaian alat bantu dengar biasa. Kerusakan pendengaran yang terjadi pada organ telinga luar (daun telinga) dan telinga tengah di tolong dengan implantasi.

Dr.julianto witjaksono juga  mengatakan bahwa Koklea merupakan organ pendengaraan yang berfungsi mengirim pesan ke syaraf pendengaraan dan otak. Suara yang ditangkap daun telinga tersebut kemudian dikirimkan ke tulang pendengaraan dan bergerak menuju koklea. Operasi implan koklea atau sering di sebut implan rumah siput merupakan tindakan menanam elektroda untuk organ pendengaraan yang berisi saraf-saraf pendengaraan yang terletak di telinga dalam, elektroda inilah yang menggantikan fungsi koklea sebagai organ pendengaraan.

Apakah pusat sistem implan koklea itu penting? Tentu sangatlah penting karena dapat merubah gelombang suara melalui saraf pendengaran ke otak manusia, sehingga otak dapat menyerap informasi yang terkandung di dalam bunyi tersebut. Sistem implan koklea merupakan sebuah perangkat elektronik kecil yang di pasang dalam telinga orang yang memiliki gangguan pendengaran akibat koklea yang rusak.

Implan koklea sendiri memiliki beberapa bagian, berikut penjelasannya:

  • Mikrofon: untuk menangkap sumber suara yang berada di sekitar
  • Prosesor suara: untuk Menyusun setiap sumber suara yang di tangkap oleh mikrofon.
  • Pemancar dan penerima/ stimulator: untuk mendapatkan sinyal dari suara kemudian di kirimkan ke implant.
  • Susunan elektroda: untuk seseorang yang menderita gangguan pendengaran berat dan harus memakai alat bantu pendengaran.

Adapun fungsi implan koklea atau implan rumah siput berfungsi merubah energi/gelombang suara menjadi implus listrik dan meneruskannya melalui saraf pendengaran ke otak sehingga otak dapat memproses informasi yang terkandung di dalam bunyi tersebut, selain itu di telinga juga terdapat organ kanalis semi sirkularis yang berfungsi sebagai organ keseimbangan.

Implan koklea atau implan rumah siput bekerja mengirimkan suara dari koklea langsung ke saraf pendengaran dan kemudian membawa sinyal suara tersebut ke otak atau menangkap suara-suara yang di dengar dan kemudian mengolahnya agar dapat di terima oleh syaraf pendengaran menuju otak.

Walaupun pemasangan implan koklea aman menurut medis, tetapi pemasangan implan koklea sendiri memiliki efek samping dan resiko. Beberapa efek samping dan resiko operasi implan koklea termasuk:

  • Pengguna cenderung merasa tidak nyaman saat memakai atau memasang implan koklea
  • Diawal banyak kasus jika pengguna akan merasa pusing setelah dipasang implan koklea
  • Ada juga pengguna yang akan merasa mual setelah pemasangan
  • Merasakan sakit setelah alat implan koklea dipasang.

Dalam implan koklea juga memiliki kelebihan bagi penggunaannya. Beberapa kelebihan penggunaan implan koklea yaitu:

  • Dapat mendengarkan ucapan pada tingkat suara normal
  • Memahami ucapan tanpa harus membaca bibir
  • Mampu mendengarkan suara-suara orang berbicara
  • Dapat menjadi pilihan ketika alat bantu dengar tidak memberikan kejelasan suara dari ucapan atau bahasa lisan orang lain

Intinya, Pemasangan alat elektronik khusus untuk membantu penderita gangguan pendengaran parah atau tuli agar dapat mendengar dan implan koklea merupakan Satu-satunya alat medis dengan teknologi terdepan yang secara fungsional mengembalikan satu dari lima indera manusia.

Pusat Alat Bantu Dengar Digital

👂 KANTOR PUSAT
Jln. Prof. HM. Yamin No. 75 (Dekat Masjid Perjuangan 45) Medan, Sumatera Utara Indonesia 20335
Telp./WA : 0812-6004-3332

👂 CABANG MEDAN I
Jl. Abdullah Lubis No. 75 No. 48 Gedung Betahive, Babura, Kec. Medan Baru, Medan, Sumatera Utara Indonesia

👂 CABANG MEDAN II
Jl. Djamin Ginting No. 244, (Depan Pajak Sore) Padang Bulan, Medan, Sumatera Utara Indonesia

👂 CABANG BINJAI
Jl. Tamtama No. 10, Satria, Kec. Binjai Kota, Kota Binjai, Sumatera Utara Indonesia 20714

👂 CABANG JAMBI
Jl. Sultan Agung Beringin, Pasar Jambi, Simpang Murni, Beringin, Kec. Ps. Jambi, Kota Jambi Indonesia 36124
Telp./WA : 0811-7405-413

Informasi:

BUKA SETIAP HARI

Senin – Sabtu  : 09.00-17.00
Minggu            : 10.00-16.00